Sama-Sama Raja
Saya sering membaca, melihat, mendengar, dan kadang mngatakan sendiri keluhan-keluhan mengenai penjual, baik yang online maupun offline. Dulu saya selalu berpegang pada kalimat bahwa: "Pembeli adalah Raja". Makanya saya jadi, maaf, terkadang agak semena-mena
terhadap penjual, terutama soal harga. Ibarat kata, kamu gak kasih ya saya gak beli.
Dan guess what, sekarang saya jadi pedagang. Sekarang saya yang berada diposisi yang dulu saya anggap remeh. Dan sekarang saya merasakan sendiri apa akibat perkataan "Pembeli adalah Raja".
Mungkin benar pembeli berhak memilih kepada siapa dia akan membeli sesuatu barang, pedagang A atau B. Dia berhak menawar harga apabila memang bisa ditawar.
Tapi jangan lupa, Penjual juga Raja. Penjual berhak menentukan harga jual barang, penjual berhak menentukan kepada siapa dia menjual barangnya, dan yang paling utama... penjual juga berhak diperlakukan secara terhormat oleh pembeli.
Selama beberapa waktu yang masih sangat singkat ini berperan sebagai part time entrepreneur, saya bertemu berbagai macam pelanggan. Mulai dari yang bersikap sangat, bahkan kadang terlalu, baik pada saya, sampai yang mengata-ngatai saya pelit.
Dari yang mau mengerti bahwa pemberian diskon juga berarti ada pengurangan sedikit fasilitas (saya menganut sistem win win solution, di mana bila ada permintaan discount dari pelanggan dan memungkinkan untuk diberi, pelanggan juga diberi pengertian bahwa discount tersebut akan mengakibatkan sedikit pengurangan dari service), sampai yang menganggap saya
tidak menyenangkan pelanggan.
Dari yang sangat kritis membaca setiap kata dari penawaran saya dalam email, sampai yang berkali-kali menanyakan hal yang sama, yang padahal sudah jelas tercantum dalam email penawaran.
Dari yang sabar menunggu follow up dari saya, sampai yang menyebut saya tidak serius bekerja karena belum mendapat email balasan dari saya. Memang bukan alasan, tapi saya mohon kemaklumannya (bener gak nih kata-katanya :D), bahwa saya juga masih bekerja di
bawah orang lain sebagai pekerjaan inti, dan sangat menyita waktu saya.
Sebagai pribadi yang mudah tersulut emosinya macam saya, sangat menggoda sekali rasanya membanting telepon, tidak membalas email atau chat, atau sekedar melontarkan kata-kata ketus. Tapi kemudian saya ingat kembali kalimat "Pembeli adalah Raja", dan hanya bisa
menarik napas panjang dan menghitung sampai sepuluh untuk meredam amosi (agak sulit kalau lagi PMS begini hehehe).
Maka belakangan ini saya mulai mempertanyakan diri sendiri apabila hendak mengajukan komplain mengenai entrepreneur lain. Benarkah apa yang saya lakukan? Benarkah saya juga sudah bersikap baik kepadanya? Apakah saya sudah menyinggung perasaannya? Bukankah
apabila saya mau dianggap Raja, saya juga harus memperlakukan pihak seberang sebagai Raja?
Mohon maaf, tulisan ini tidak dibuat untuk menyinggung, menyindir apalagi menyakiti siapapun, hanya sebagai share dari introspeksi diri saya saja.
Have a nice day :)
dikutip dari tulisan Nita Sellya (www.bundainbiz, 18 Jan 2007)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home